https://j-teta.polije.ac.id/index.php/publikasi/issue/feedJurnal Teknik Terapan2024-11-05T08:47:31+00:00Alex Taufiqurrohman Zainalextaufiqurrohman@polije.ac.idOpen Journal Systems<div> <p style="text-align: justify;"><strong>J-TETA : Jurnal Teknik Terapan (EISSN. <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20220421321062052" target="_blank" rel="noopener">2829-615X</a>) </strong>is a peer-reviewed journal published by Politeknik Negeri Jember. JTETA is published two times annually, in April and October. This journal provides a place for academics, researchers, and practitioners to publish scientific articles. The scope of the articles listed in this journal is related to various topics such as Civil Engineering, Electrical Engineering, Informatics Engineering, Craft Engineering, Architecture, Industrial Engineering, Mechanical Engineering, Engineering Education, and other related engineering fields.</p> </div>https://j-teta.polije.ac.id/index.php/publikasi/article/view/38Strategi Optimasi Media Cair dalam Perbanyakan Kultur Kapang Dekomposer Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Efisiensi Produksi Biogas2024-06-19T06:11:55+00:00Badrut Tamam Ibnu Alitamamali2308@gmail.comSenda Semuel Patisemu001@brin.go.idTeguh Barujisemu001@brin.go.idFusia Mirda Yantisemu001@brin.go.idSeptina Is Heriyantisemu001@brin.go.idIntan Machiyasemu001@brin.go.idEko Santososemu001@brin.go.idTrisaksono Bagus Priambodosemu001@brin.go.idBudiyanto Budiyantosemu001@brin.go.idFithri Nur Purnamastutisemu001@brin.go.idNilasari Nilasarisemu001@brin.go.idSandia Primeiasemu001@brin.go.idNovio Valentinosemu001@brin.go.id<p>Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang memiliki massa 21% dari total massa minyak sawit. TKKS umumnya hanya menjadi limbah atau selanjutnya digunakan sebagai pupuk organik di perkebunan kelapa sawit. produksi Dalam pengelolaan limbah organik seperti tandan kosong kelapa sawit, penggunaan kapang dekomposer menjadi semakin penting untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Dalam konteks ini, media teknis cair dapat menjadi solusi efektif untuk perbanyakan kapang dekomposer. Salah satu formulasi yang populer melibatkan penggunaan molase sebagai sumber Karbon dan Urea sebagai sumber Nitrogen, dengan penyesuaian osmoregulator menggunakan larutan garam NaCl 0,85%. Perlakuan awal TKKS dengan pendekatan proses biologi melalui dekomposisi tandan kosong kelapa sawit menggunakan isolat kapang lokal untuk menghasilkan substrat yang memiliki nilai COD tinggi. Tujuan penelitian ini adalah melakukan optimasi media cair perbanyakan kultur kapang dekomposer tandan kosong kelapa sawit untuk produksi biogas. Media cair yang digunakan berupa molase, urea dan NaCl 0.85 %. Pada penelitian ini, didapatkan substrat dengan nilai kandungan COD tertinggi sebesar 27.095 ppm dengan perbandingan media cair molase sebesar 7.5 %, urea 3000 ppm, dan garam teknis 0.85 %.</p>2024-11-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Badrut Tamam Ibnu Ali, Senda Semuel Pati, Teguh Baruji, Fusia Mirda Yanti, Septina Is Heriyanti, Intan Machiya, Eko Santoso, Trisaksono Bagus Priambodo, Budiyanto, Fithri Nur Purnamastuti, Nilasari, Sandia Primeia, Novio Valentinohttps://j-teta.polije.ac.id/index.php/publikasi/article/view/39Pengujian Jarak Dan Waktu Pengereman Serta Laju Keausan Kampas Rem Berbahan Komposit Kulit Buah Mahoni Dan Serbuk Kayu Jati2024-10-25T04:06:00+00:00Loisa Gelaro Sabilazamataufiq@polije.ac.idAditya Wahyu Pratamaaditya_wa@polije.ac.idAzamataufiq Budiprasojoazamataufiq@polije.ac.id<p>Kampas rem adalah komponen vital pada sepeda motor yang berperan dalam mengurangi kecepatan dan menghentikan laju kendaraan. Saat kendaraan melaju di kecepatan tinggi, kampas rem memiliki fungsi beban sebesar 90% dari komponen lainnya. Adapun penelitian ini membuat kampas rem berbahan komposit dengan memanfaatkan limbah dari serbuk kayu jati dan kulit buah mahoni dengan campuran resin <em>polyurethane</em> dan serbuk aluminium. Spesimen kampas rem V4 memiliki jarak dan waktu pengereman tersingkat dengan jarak 3,21 meter dan waktu 0,42 detik dan mendekati spesimen kampas rem pembanding dengan jarak 2,94 meter dengan waktu 0,39 detik. Pada spesimen kampas rem V4 sisi 2 memiliki nilai laju keausan 0,892 × 10<sup>-6</sup> gram/detik.mm<sup>2</sup> yang mendekati kampas rem pembanding sisi 2 dengan nilai laju keausan 1,513×10<sup>-6</sup> gram/detik.mm2 dan spesimen kampas V2 sisi 1 memiliki nilai laju keausan 0,853×10<sup>-6</sup> gram/detik.mm<sup>2</sup> yang mendekati kampas rem pembanding sisi 1 dengan nilai laju keausan 1,746×10<sup>-6</sup> gram/detik.mm<sup>2</sup>. Perbedaan hasil uji jarak dan waktu pengereman serta laju keausan ini dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan tingkat kekerasan tiap spesimen kampas rem. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai tingkat kekerasan spesimen kampas rem.</p>2024-11-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Azamataufiq Budiprasojo, Loisa Gelaro Sabil, Aditya Wahyu Pratamahttps://j-teta.polije.ac.id/index.php/publikasi/article/view/40Analisis Pengujian Kampas Rem Berbahan Komposit Sabut Kelapa Dan Tempurung Kelapa Terhadap Laju Keausan Dan Uji Kekerasan2024-10-29T01:27:18+00:00Aaron Ceta Araryaarroncetaa@gmail.comDety Oktavia Sulistionodety.oktavia@polije.ac.idAdityo Adityoadityo@polije.ac.id<p>Dalam meningkatkan kemampuan dari kampas rem dapat dilakukan dengan cara memodifikasi bahan gesek dari kampas rem. Salah satu bahan kampas rem non asbes terbuat dari sabut kelapa (<em>cocofibre</em>). Tempurung memiliki kandungan bahan yang bisa ditingkatkan menjadi produk teknologi ramah lingkungan, termasuk sebagai bahan komposit. Matriks yang digunakan dalam penelitian ini adalah resin jenis <em>Polyurethane </em>A dan B. Pada penelitian ini, bahwa kampas rem spesimen C pada waktu 2 menit memiliki nilai rata-rata terbesar dengan nilai 4,98x10<sup>-7</sup> gram/detik.mm<sup>2 </sup>yang masih jauh dari nilai laju keausan kampas rem pabrikan, kampas rem spesimen C memiliki nilai rata-rata terbesar pada waktu 4 menit dengan nilai 3,34x10<sup>-7 </sup>gram/detik.mm<sup>2</sup>, sedangkan pada waktu 6 menit nilai rata-rata laju keausan terbesar dimiliki oleh kampas rem spesimen D dengan nilai 2,90x10<sup>-7 </sup>gr/s.mm<sup>2</sup>. Spesimen kampas D dengan persentase bahan 30% arang sabut kelapa, 30% arang tempurung kelapa, serta 40% resin <em>polyurethane</em> A dan B dengan nilai kekerasan rata-rata 60 HD. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak campuran bahan dan resin yang digunakan, maka semakin besar juga nilai kekerasan yang akan didapatkan oleh suatu spesimen. Pengujian kekerasa menggunakan alat uji <em>shore durometer</em>.</p>2024-11-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Aaron Ceta Ararya, Dety Oktavia Sulistiono, Adityohttps://j-teta.polije.ac.id/index.php/publikasi/article/view/42Analisis Penambahan Heat Exchanger Pada Knalpot Dan Waktu Kinerja Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang Sepeda Motor 4 Langkah2024-11-01T01:30:26+00:00Andi Yuliantoandiyulianto@gmail.comAditya Wahyu Pratamaaditya_wa@polije.ac.idDwi Djoko Surantodwi_joko@polije.ac.id<p>Perkembangan teknologi otomotif saat ini telah menghasilkan inovasi-inovasi terbaru yang lebih canggih, meningkatkan jumlah kendaraan yang beredar di masyarakat. Namun, peningkatan jumlah kendaraan juga mengakibatkan peningkatan emisi gas buang. Gas buang, yang merupakan sisa pembakaran bahan bakar di dalam mesin, mengandung polutan seperti Nitrogen Oksida (NOx), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon (HC), dan partikel debu yang mengandung timbal (Pb). Penelitian ini menggunakan alat heat exchanger yang menggunakan bahan bakar pertamax pada 1500 RPM selama 5, 10, dan 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan emisi gas buang terbaik terjadi pada variasi waktu 15 menit dengan laju aliran fluida 6 lpm. Sebelum pendinginan, kandungan gas buang CO, CO₂, O₂, dan HC adalah 0,83%Vol, 10,2%Vol, 8,95%Vol, dan 137 ppm, masing-masing. Setelah pendinginan, dengan variasi waktu 15 menit dan laju aliran fluida 6 lpm, kandungan gas CO, CO₂, O₂, dan HC menjadi 0,43%Vol, 7,4%Vol, 12,01%Vol, dan 72,5 ppm, masing-masing. Ini menunjukkan penurunan yang signifikan, dengan penurunan gas CO sebesar 48,1%, penurunan CO₂ sebesar 27,4%, kenaikan O₂ sebesar 34,1%, dan penurunan HC sebesar 47%.</p>2024-11-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Andi Yulianto, Aditya Wahyu Pratama, Dwi Djoko Surantohttps://j-teta.polije.ac.id/index.php/publikasi/article/view/43Pengaruh Penambahan Magnesium dan Seng Terhadap Kekuatan Tarik Dan Bending pada Aluminium 7075 dengan Metode Sand Casting2024-10-17T09:33:01+00:00Muhammad Riefdhany Fiqri Zainriefdhanyz@gmail.comAditya Wahyu Pratamaaditya_wa@polije.ac.idAzamataufiq Budiprasojoazamataufiq@polije.ac.idArif Wahyudionoarifwahyudiono@polije.ac.id<p>Permintaan kualitas produk yang semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan dan permintaan dari pasar. Aluminium merupakan salah satu bahan yang sering digunakan dalam industri. Salah satu metode yang umum diterapkan dalam pembentukan aluminium adalah metode pengecoran cetakan pasir. Tujuan dari pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan magnesium dan seng pada aluminium 7075 terhadap nilai uji tarik dan uji <em>bending </em>dengan metode pengecoran cetakan pasir. Variabel yang digunakan yaitu variabel bebas yang terdiri dari spesimen variasi 1 menggunakan bahan aluminium sebanyak 200g, spesimen variasi 2 menggunakan bahan aluminium sebanyak 188g dengan campuran magnesium sebanyak 12g dan spesimen variasi 3 menggunakan bahan aluminium sebanyak 188g dengan campuran seng sebanyak 12g. Hasil pengujian pada uji tarik diperoleh bahwa tegangan tertinggi terjadi pada spesimen variasi 2 mencapai 63,86 MPa dan perpanjangan sebesar 6,36 mm. Sedangkan pada uji <em>bending</em> kekuatan tertinggi pada spesimen variasi 1 dengan hasil 290,83 MPa. Hasil spesimen terbaik pada uji tarik dapat diimplementasikan pada pembuatan suspensi kendaraan, sedangkan pada uji <em>bending</em> dapat diimplementasikan pada pembuatan <em>swing arm.</em></p>2024-11-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Aditya Wahyu Pratama, Muhammad Riefdhany Fiqri Zain, Azamataufiq Budiprasojo, Arif Wahyudionohttps://j-teta.polije.ac.id/index.php/publikasi/article/view/44Pengumpulan Data Pengunjung Berbasis Fingerprint2024-11-01T03:16:59+00:00Naila Adibanailaadibahusein02@gmail.comZaehol Fatahzaeholfatah@gmail.com<p>Metode pengumpulan data pengunjung yang masih tradisional, seperti meminta staf perpustakaan untuk menulis informasi pengunjung di buku, masih digunakan dalam proses tersebut. Penulis mengidentifikasi beberapa kelemahan yang tampak dalam prosedur ini, antara lain fakta bahwa ringkasan laporan pengunjung harus diisi dengan tangan dan memakan waktu, tidak ada informasi tentang berapa lama pengunjung tinggal di perpustakaan, dan buku absensi serta data yang hilang tidak dicadangkan di tempat lain. Staf dapat menggunakan teknologi sidik jari untuk memudahkan absensi dan mencegah pemalsuan data, yang sangat mudah dilakukan jika absensi masih dilakukan secara manual. Karena sidik jari tidak dapat diubah, sidik jari tetap menjadi salah satu metode yang paling aman baik saat ini maupun di masa mendatang. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan teknologi sidik jari atau pemindai sidik jari dapat membantu masyarakat, khususnya pengunjung perpustakaan dan pustakawan, untuk bekerja lebih produktif dan efisien selama berada di perpustakaan.</p>2024-11-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Naila Adiba, Zaehol Fatah